Pada hari Jumat (2 Mei 2014), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom mengadakan Kuliah Umum mata kuliah ‘ERP dan Bisnis Proses. Kuliah Umum ini menghadirkan Pembicara dari PT. Krakatau Steel, Ibu Nivo N. Yuninda, Bsc, MBA (HRD Manager) dan PT. Intrama, Bapak Ganesha Indrajati, ST (Owner).
Ibu Nivo selaku pembicara pertama menjelaskan terlebih dahulu mengenai profil perusahaan PT. Krakatau Steel. PT. Krakatau Steel yang tergabung pada Krakatau Group berfokus pada penyediaan produksi Baja Domestik dan Internasional. Krakatau Steel Group tidak hanya berfokus pada produksi tambang namun juga memiliki perusahaan dalam bidang lain seperti bidang Information and Technology (IT), Property dan lainnya.
Selanjutnya Ibu Nivo menjelaskan Implementasi SAP (Sistem ERP yang diterapkan di Krakatau Steel). Pada awalnya Implementasi hanya pada fungsi area bisnis Human Resource namun terjadi Implementasi Big Bang (menerapkan sistem ERP ke semua fungsi area bisnis) dan penambahan HRIS (Human Resource Information System).
Adapun mengapa Krakatau Steel mengimplementasikan sistem SAP ERP adalah karena 3 alasan. Alasan pertama mengenai segi Teknis (Data Inconsistency. Time Consuming process for consolidated data, Multiple skill to be maintaned, too much resource for maintenance and development and Scalability and agility for improvement). Alasan kedua mengenai Business Requirement (need for manage and report DSS, need to improve services, needs for data integrity, etc). Dan alasan terakhir adalah Business Competitiveness (Application of best practices, Business Process improvement through re-enginering and Agility to fulfill business requirements ad rule compliance).
Krakatau Steel menganalisis Tailored-made dan Packaged Application (kelebihan dan kekurangan) dan setelah menganalisis Krakatau Steel condong menggunakan Packaged Application karena lebih baik walaupun mahal.
Krakatau Steel pada HRISnya tidak mengimplementasikan sistemnya secara penuh, ada beberapa komponen seperti ‘Policy’ yang dipisahkan pada sistem karena ‘Policy’ dapat berubah sewaktu-waktu (kerap terjadi perubahan) dan untuk mengubah sistem di HRIS memerlukan waktu dan biaya yang besar.
Seperti sistem ERP lainnya, Krakatau Steel mengintegrasikan semua informasi yang terdapat pada fungsi area bisnis masing-masing (Keuangan, Operasional (SCM), Marketing and Sales, dan HRM).
Krakatau Steel juga menggunakan ASAP (Advanced SAP) dan membaginya menjadi 5 fase yaitu
- Project Preparation
pada tahap ini project/pekerjaan direncanakan terlebih dahulu, visi dan misis project, scheduling dan lainnya - Business Blueprint
Membuat sebuah blueprint dari project yang akan dibuat (apa apa saja yang dibutuhkan) dan lainnya. - Realization
Berusaha mengimplementasikan blueprint yang telah dibuat ke sistem SAP ERP - Final Preparation
Pada tahap ini blueprint sepenuhnya telah diimplementasikan di SAP ERP dan sistem sudah berjalan - Go Live and Support
Sistem yang telah dibuat terus dipantau dan dikembangkan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari Sistem SAP ERP pada Krakatau Steel adalah SAP merupakan sistem ERP yang sangat baik, namun ketika suatu perusahaan itu mengimplementasikan sistem tersebut jangan terlalu membuat ekspetasi yang terlalu tinggi pada sistem ini karena sistem yang baik membutuhkan sumber daya manusia yang baik juga untuk mengelola sistem tersebut. Perlu adanya adaptasi di sistem baru dan ketika sudah mulai terbiasa maka diharapkan pegawai menyadari terjadi perubahan yang signifikan dibandingkan sistem lama dan operasional dalam 4 fungsi area bisnis perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Pembicara kedua adalah Pak Ganesha Indrajati, ST yang merupakakan pemilik dari PT. Intrama. Pak Ganesha dulu merupakan pemilik franchise Kebab Kings namun kini berfokus membangun PT. Intrama.
Menjadi Pengusaha Adalah Sebuah Pilihan
Pak ganesha menjelaskan Cashflow Quadrant (Robert T Kiyosaki) dimana Pengusaha masuk pada Quadrant keempat yaitu Business Owner. Lalu juga menjelaskan perbedaan Pengusaha dan Pebisnis, jika Pengusaha adalah seseorang yang memiliki usaha tersebut namun Pebisnis adalah seseorang secara tidak langsung masih menjadi pegawai/karyawan dari pengusaha.
Lalu Pak Ganesha juga sedikit menjelaskan mengenai 4 fungsi area pada Sistem ERP (Operasional, HRM, Keuangan dan Marketing).
Pak Ganesha juga menjelaskan beberapa poin mengapa seseorang tidak mau jadi pengusaha dan untuk menjadi pengusaha seseorang harus pandai mencari peluang dan mencari pengalaman.
Pak Ganesha juga menjelaskan mengenai sistem Franchise dan Franchise cocok untuk seorang pemula yang ingin masuk pada dunia bisnis karena franchise memiliki beberapa keunggulan seperti Sistemnya sudah ada, produk yang dipasarkan udah memiliki Brand dan Kegiatan Usahanya sudah ada (tinggal diimplementasikan saja).
Lalu Pak Ganesha juga menjelaskan mengenai Brand (merk) yaitu merupakan Identitas dari sebuah Produk yang dapat diimplementasikan pada Nama Produk tersebut.
Ada beberapa karakteristik dari Brand yaitu Desain Logo, Nama, Warna dan Ciri Khas
Kesimpulan yang dapat diambil dari pak Ganesha adalah untuk menjadi Pengusaha itu adalah sebuah pilihan namun diperlukan adanya peluang dan pengalaman. peluang dan pengalaman akan dapat diraih ketika seseorang itu berani terjun ke dunia usaha dan melihat langsung bagaimana dunia usaha tersebut.